Sebenarnya untuk apa sih kuliah? Banyak orang kuliah
dengan tujuan yang praktis, yaitu supaya nantinya bisa mendapatkan pekerjaan
yang layak atau ada juga yang memiliki tujuan ideal bahwa kuliah itu gunanya
untuk menambah wawasan dan ilmu yang lebih luas sehingga kita bisa tahu
mengenai banyak hal. Tidak bisa dimungkiri juga bahwa menimba ilmu di perguruan
tinggi juga dapat memperlebar kesempatan untuk bisa terjun dalam dunia kerja. Kini, semakin banyak
perusahaan yang mensyaratkan karyawannya terutama di level manajemen, telah
berpendidikan minimal sarjana (S1). Memang ada beberapa pengusaha yang tidak
mencicipi bangku kuliah, namun tetap bisa sukses dengan modal keuletan yang
dimilikinya hingga mampu mengembangkan usahanya. Tetapi, tidak sedikit juga
pengusaha yang berhasil mengembangkan usahanya justru karena mereka belajar di
perguruan tinggi.
Ada sebuah kisah tentang Presiden pertama Indonesia &
wakilnya. Ketika masih mengenyam pendidikan sekolah dasar, Soekarno dengan
yakin mengatakan pada seorang saudaranya bahwa suatu saat ia akan memimpin
negeri yang waktu itu namanya masih Hindia Belanda. Kebenaran ucapannya itu
mampu ia buktikan beberapa tahun kemudian. Setelah lulus dari Techniche Hooge
School (THS) yang sekarang jadi Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai
insinyur dan aktif dalam dunia pergerakan, ia kemudian menjadi Presiden
Indonesia yang pertama. Muhammad Hatta juga memutuskan untuk aktif dalam
pergerakan nasional setelah lulus dari sebuah sekolah dagang di Belanda dan
kemudian ia menjadi Wakil Presiden RI pertama. Ternyata kedua proklamator kita
ini pun lulusan perguruan tinggi.
TERUS, APA SELANJUTNYA?
Satu hal yang harus
diperhatikan bila ingin masuk ke fakultas favorit dengan mudah adalah
persiapkanlah diri sejak kelas X SMA. Tidak perlu menunggu ketika di kelas XII
dan kemudian mengikuti berbagai macam bimbingan belajar (bimbel) dengan label
“intensif” karena persiapan ujian tidak bisa dilakukan secara instan. Kepintaran
tidak jatuh dari langit, namun perlu diusahakan dengan keringat dan pengorbanan
dalam bentuk belajar dengan tekun. Jurusan-jurusan yang terbaik bukanlah tempat
bagi orang-orang yang malas belajar, apalagi malas membaca buku. Oleh karena
itu, sebenarnya peluang untuk kamu bisa mendapatkan yang terbaik pasti ada
selama kamu mau belajar dengan sungguh-sungguh dalam arti jelas tujuannya,
rutin, dan konsisten. Karena pesaingmu sebenarnya bukan orang-orang yang bodoh
tapi orang-orang yang malas. Jadi tidak perlu cemas!
SO, APA YANG HARUS
DIPERHATIKAN?
Ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh kamu-kamu yang
berminat melanjutkan ke perguruan tinggi, yaitu: WILL, SKILL & POTENTIAL
(WPS).
1.
WILL
Minat ataupun keinginan merupakan salah satu dimensi yang penting untuk
diketahuioleh setiap calon mahasiswa. Minat akan pelajaran tertentu yang tumbuh
ketika SMA bisa dikembangkan ketika masuk ke jurusan yang sebagian besar mata
kuliahnya serumpun dengan pelajaran yang diminati ketika SMA. Belajar mengenai
sesuatu yang diminati akan lebih mudah dan lebih cepat daripada memaksakan
belajar sesuatu yang kelihatannya keren namun sebenarnya tidak disukai.
Menghadapi dunia perkuliahan yang
sudah di depan mata, seorang anak kelas XII SMA ada yang sudah merasa mantap
dan siap, namun banyak pula yang masih bingung menentukan jurusan apa yang hendak
ia masuki. Ada sebuah kisah, seorang anak lulusan sekolah menengah dari Negeri
Tetangga ingin meneruskan studinya di Fakultan Kedokteran UGM. Ketika
diwawancarai, jawaban anak tersebut mencengangkan si pewawancara karena ia
sudah mempersiapkan hendak masuk kedokteran sejak dirinya masih duduk di bangku
SMP. Hal ini dibuktikan dengan membawa sertifikat palang merah remaja semasa
sekolah ketika mendaftar.
2.
SKILL
Dalam hal ini, skill / competencies dibagi menjadi dua; Hard
Competencies dan Soft Competencies. Hard competencies yaitu hard-skill.
Yang berarti kemampuan seseorang yang bisa dilihat dengan jelas, dapat diukur,
dan bisa diajarkan kepada siapapun atau lebih khusus lagi disebut dengan
kemampuan akademis. Kemampuan akademis yaitu kemampuan seseorang untuk
menguasai pelajaran-pelajaran yang diberikan dalam lingkup sekolah yang
biasanya dibagi dalam tiga kategori besar
(IPA, IPS & Bahasa).
Sedangkan Soft competencies biasanya dikaitkan dengan Emotional
Intelligence (EI) atau kecerdasan emosi seseorang yang meliputi sifat,
kemampuan sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan, dan hal-hal lain yang sifatnya
tidak dapat diukur secara kuantitatif atau tidak dapat di-angka-kan.
Secara tidak langsung, kita bisa menilai kemampuan diri kita sendiri,
misalnya dengan melihat kembali nilai rapor dari kelas X sampai dengan semester
1 kelas XII pada pelajaran-pelajaran yang diujikan dalam SNMPTN atau UM-PTKIN.
Kita bisa meranking rata-rata perolehan nilainya dengan mengelompokkan
pelajaran-pelajaran IPA atau IPS.
3.
POTENTIAL
Potential dalam bagian ini bisa dikatakan sebagai kepribadian / potensi
tersembunyi dalam diri kita. Mengapa kita sebaiknya mengenali tipe kepribadian
kita? Karena beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa kepribadian atau karakter
ini sifatnya menetap pada diri seseorangsetelah usia remaja berakhir. Karakter
yang terbentuk sejak anak-anak hingga dewasa akan mengkristal menjadi karakter
pribadi kita.
Begitu pula ketika kita memilih jurusan kuliah. Ketika kita memilih
jurusan tertentu maka secara tidak langsung kita memilih dunia kerja yang akan
kita geluti setelah lulus kuliah. Bila seseorang memilih jurusan kedokteran
maka jarang ia beralih kerja sebagai arsitek. Pasti ia menjadi seorang dokter.
Jadi, yang ingin menjadi arsitek pasti mengambil jurusan arsitektur.
Adapted from:
Cara
Cerdas Pilih Jurusan demi Profesi Impian, Bondhan Kresna, 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar