Ads Ads

JAM

Sabtu, 17 Desember 2016

PERLUKAH KITA KULIAH?



Sebenarnya  untuk apa sih kuliah? Banyak orang kuliah dengan tujuan yang praktis, yaitu supaya nantinya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak atau ada juga yang memiliki tujuan ideal bahwa kuliah itu gunanya untuk menambah wawasan dan ilmu yang lebih luas sehingga kita bisa tahu mengenai banyak hal. Tidak bisa dimungkiri juga bahwa menimba ilmu di perguruan tinggi juga dapat memperlebar kesempatan untuk bisa terjun dalam dunia kerja. Kini, semakin banyak perusahaan yang mensyaratkan karyawannya terutama di level manajemen, telah berpendidikan minimal sarjana (S1). Memang ada beberapa pengusaha yang tidak mencicipi bangku kuliah, namun tetap bisa sukses dengan modal keuletan yang dimilikinya hingga mampu mengembangkan usahanya. Tetapi, tidak sedikit juga pengusaha yang berhasil mengembangkan usahanya justru karena mereka belajar di perguruan tinggi.
          Ada sebuah kisah tentang Presiden pertama Indonesia & wakilnya. Ketika masih mengenyam pendidikan sekolah dasar, Soekarno dengan yakin mengatakan pada seorang saudaranya bahwa suatu saat ia akan memimpin negeri yang waktu itu namanya masih Hindia Belanda. Kebenaran ucapannya itu mampu ia buktikan beberapa tahun kemudian. Setelah lulus dari Techniche Hooge School (THS) yang sekarang jadi Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai insinyur dan aktif dalam dunia pergerakan, ia kemudian menjadi Presiden Indonesia yang pertama. Muhammad Hatta juga memutuskan untuk aktif dalam pergerakan nasional setelah lulus dari sebuah sekolah dagang di Belanda dan kemudian ia menjadi Wakil Presiden RI pertama. Ternyata kedua proklamator kita ini pun lulusan perguruan tinggi.




TERUS, APA SELANJUTNYA? 

Satu hal yang harus diperhatikan bila ingin masuk ke fakultas favorit dengan mudah adalah persiapkanlah diri sejak kelas X SMA. Tidak perlu menunggu ketika di kelas XII dan kemudian mengikuti berbagai macam bimbingan belajar (bimbel) dengan label “intensif” karena persiapan ujian tidak bisa dilakukan secara instan. Kepintaran tidak jatuh dari langit, namun perlu diusahakan dengan keringat dan pengorbanan dalam bentuk belajar dengan tekun. Jurusan-jurusan yang terbaik bukanlah tempat bagi orang-orang yang malas belajar, apalagi malas membaca buku. Oleh karena itu, sebenarnya peluang untuk kamu bisa mendapatkan yang terbaik pasti ada selama kamu mau belajar dengan sungguh-sungguh dalam arti jelas tujuannya, rutin, dan konsisten. Karena pesaingmu sebenarnya bukan orang-orang yang bodoh tapi orang-orang yang malas. Jadi tidak perlu cemas!

SO, APA YANG HARUS DIPERHATIKAN?

          Ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh kamu-kamu yang berminat melanjutkan ke perguruan tinggi, yaitu: WILL, SKILL & POTENTIAL (WPS).
1.     WILL
Minat ataupun keinginan merupakan salah satu dimensi yang penting untuk diketahuioleh setiap calon mahasiswa. Minat akan pelajaran tertentu yang tumbuh ketika SMA bisa dikembangkan ketika masuk ke jurusan yang sebagian besar mata kuliahnya serumpun dengan pelajaran yang diminati ketika SMA. Belajar mengenai sesuatu yang diminati akan lebih mudah dan lebih cepat daripada memaksakan belajar sesuatu yang kelihatannya keren namun sebenarnya tidak disukai.
          Menghadapi dunia perkuliahan yang sudah di depan mata, seorang anak kelas XII SMA ada yang sudah merasa mantap dan siap, namun banyak pula yang masih bingung menentukan jurusan apa yang hendak ia masuki. Ada sebuah kisah, seorang anak lulusan sekolah menengah dari Negeri Tetangga ingin meneruskan studinya di Fakultan Kedokteran UGM. Ketika diwawancarai, jawaban anak tersebut mencengangkan si pewawancara karena ia sudah mempersiapkan hendak masuk kedokteran sejak dirinya masih duduk di bangku SMP. Hal ini dibuktikan dengan membawa sertifikat palang merah remaja semasa sekolah ketika mendaftar.

2.     SKILL
Dalam hal ini, skill / competencies dibagi menjadi dua; Hard Competencies dan Soft Competencies. Hard competencies yaitu hard-skill. Yang berarti kemampuan seseorang yang bisa dilihat dengan jelas, dapat diukur, dan bisa diajarkan kepada siapapun atau lebih khusus lagi disebut dengan kemampuan akademis. Kemampuan akademis yaitu kemampuan seseorang untuk menguasai pelajaran-pelajaran yang diberikan dalam lingkup sekolah yang biasanya dibagi dalam tiga kategori besar  (IPA, IPS & Bahasa).
Sedangkan Soft competencies biasanya dikaitkan dengan Emotional Intelligence (EI) atau kecerdasan emosi seseorang yang meliputi sifat, kemampuan sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan, dan hal-hal lain yang sifatnya tidak dapat diukur secara kuantitatif atau tidak dapat di-angka-kan.
Secara tidak langsung, kita bisa menilai kemampuan diri kita sendiri, misalnya dengan melihat kembali nilai rapor dari kelas X sampai dengan semester 1 kelas XII pada pelajaran-pelajaran yang diujikan dalam SNMPTN atau UM-PTKIN. Kita bisa meranking rata-rata perolehan nilainya dengan mengelompokkan pelajaran-pelajaran IPA atau IPS.

3.     POTENTIAL
Potential dalam bagian ini bisa dikatakan sebagai kepribadian / potensi tersembunyi dalam diri kita. Mengapa kita sebaiknya mengenali tipe kepribadian kita? Karena beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa kepribadian atau karakter ini sifatnya menetap pada diri seseorangsetelah usia remaja berakhir. Karakter yang terbentuk sejak anak-anak hingga dewasa akan mengkristal menjadi karakter pribadi kita.
Begitu pula ketika kita memilih jurusan kuliah. Ketika kita memilih jurusan tertentu maka secara tidak langsung kita memilih dunia kerja yang akan kita geluti setelah lulus kuliah. Bila seseorang memilih jurusan kedokteran maka jarang ia beralih kerja sebagai arsitek. Pasti ia menjadi seorang dokter. Jadi, yang ingin menjadi arsitek pasti mengambil jurusan arsitektur.


Adapted from:
Cara Cerdas Pilih Jurusan demi Profesi Impian, Bondhan Kresna, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HIststs